Seni Berbasa-basi: Membuka Ruang untuk Interaksi yang Harmonis

Dalton Ngangi
4 min readDec 5, 2024

Jadi ceritanya gw ini punya pengalaman sering bertemu dengan orang baru dan hidup di lingkungan baru, sudah sejak dari SD gw punya kesempatan untuk sekolah di luar negeri lalu bolak balik pindah lagi sekolah di Indo dan seterusnya keluar negeri lagi gitu aja terus. Bahkan sampai jaman kuliah pun gw sering banget pindah2 kampus di beberapa kota yang berbeda2 karena belum menemukan jati diri waktu itu. Halah..

Hingga masuk jaman bekerja pun tugas gw mengharuskan gw untuk terbang sana-sini setiap 2–3 bulan sekali ke seluruh kota klien gw berada. Alhasil satu skill yang gw pakem banget adalah skill gw dalam beradaptasi berbaur dengan lingkungan baru, membuat pertemanan baru, skill yang bener2 kepake dalam hidup gw ini menurut gw adalah seni dalam berbasa-basi, karena gw perhatikan banyak beberapa orang termasuk temen gw ternyata banyak juga yang mengalami kesulitan dalam hal ini sehingga membuat hidupnya menjadi lebih sulit untuk maju.

Nah gw akan coba bagikan cara ampuh gw dalam memulai berbasa-basi di setiap situasi dan kondisi yang kamu sedang hadapi.

Hal pertama yang selalu gw tanamkan adalah kemampuan dalam observasi, setiap kali ketemu orang baru atau berada di lingkungan baru, langsunglah analisa mana kelompok teman kamu dan mana kelompok yang berpotensi untuk mengganggu hidup kamu ke depan. Tetap selalu senyum dan perhatikan baik2 akan atribut, gaya, dan pembawaan orang2 di sekitar kamu. Hal ini berguna agar kamu tidak dengan sengaja menyinggung isu SARA mereka. Sebisa mungkin biarkan mereka yang memulai pembicaraan duluan, kecuali kalo mereka pada diem dan ingin mengenal kamu duluan maka mulailah dengan introduksi singkat tentang kamu dan temukan hal lucu dari suku atau budaya kamu yang bisa dijadikan sebagai ‘Ice-Breaker’ situasi awal ini agar tidak pada tegang.

Kedua selalu cari peluang untuk memuji lawan bicaramu atau orang yang paling dihormati di lingkungan baru kamu ini. Selalu posisikan diri kamu sebagai orang baru yang paling bodoh di lingkungan kamu ini, sehingga kamu tidak dianggap sebagai ancaman bagi mereka yang gak suka sama kehadiran kamu. Jikapun ada hinaan berupa guyonan atau bercandaan yang sedikit menyentuh kehormatan kamu, maka tidak perlu kamu marah, perparahlah ‘joke’ tersebut dengan contoh2 fiktif buatan kamu untuk menunjukkan bahwa kamu tidak tersinggung dan tidak peduli terhadap orang yang menghina kamu itu. Dalam pengalaman gw sering kali hal inilah yang menyelamatkan gw di lingkungan baru dari para ‘Bully’ bahkan kadang gw malah jadi berteman dengan pem-Bully tersebut hehe..

Ketiga carilah waktu luang untuk nongkrong bareng dengan orang2 baru, jadilah super penasaran dengan kehidupan pribadi mereka, tanyalah tentang masa2 kejayaan mereka, puji lagi kehebatan mereka, lalu selalu tanyakan apa nasehat mereka untuk kamu yang masih muda ini, eah.. Hal ini bermaksud untuk mengelus ego mereka yang tinggi dengan pendekatan kita yang super inferior maka mereka tidak akan punya alasan untuk menekan atau menindas hidup kita selama disitu.

Terakhir adalah fase pembuktian, tunjukkanlah ‘value’ kamu di lingkungan baru kamu dengan perbuatan2 baik yang tulus tidak ‘fake’, karena orang bisa menilai karakter asli kamu dari perbuatan dan waktu yang kamu investasikan untuk mereka.

Jadi intinya:

Berbasa-basi adalah sebuah seni komunikasi yang sering kali dianggap remeh, tetapi memiliki peran penting dalam membangun hubungan sosial yang hangat dan harmonis. Dalam konteks budaya tertentu, berbasa-basi dianggap sebagai cara untuk mencairkan suasana, menjaga sopan santun, atau sekadar menunjukkan perhatian kepada orang lain. Seni berbasa-basi melibatkan penggunaan kata-kata yang tepat, nada suara yang ramah, dan sikap yang tulus agar dapat menciptakan kenyamanan dalam interaksi.

Pada dasarnya, berbasa-basi bukanlah sekadar ucapan kosong tanpa makna. Dalam banyak kasus, ini adalah langkah awal untuk membangun hubungan yang lebih mendalam. Misalnya, sapaan ringan seperti “Apa kabar?” atau “Cuacanya bagus, ya?” mungkin terdengar sepele, tetapi sebenarnya mencerminkan niat baik dan perhatian kepada lawan bicara. Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti ini membuka pintu untuk diskusi lebih lanjut, menciptakan suasana yang santai, dan memupuk rasa saling percaya.

Namun, berbasa-basi yang efektif memerlukan keterampilan tertentu. Salah satu aspek penting adalah memahami konteks. Tidak semua situasi membutuhkan basa-basi, dan tidak semua orang merespons basa-basi dengan cara yang sama. Dalam lingkungan profesional, misalnya, berbasa-basi bisa menjadi cara untuk memulai rapat atau presentasi dengan nada yang lebih santai. Sementara itu, dalam lingkungan sosial, berbasa-basi sering kali menjadi sarana untuk menunjukkan keramahan dan membangun hubungan emosional.

Selain itu, seni berbasa-basi juga melibatkan kemampuan membaca suasana hati dan ekspresi lawan bicara. Jika seseorang tampak sibuk atau tergesa-gesa, basa-basi yang terlalu panjang bisa dianggap mengganggu. Sebaliknya, jika seseorang tampak santai dan terbuka, berbasa-basi yang lebih mendalam bisa menjadi cara untuk mempererat hubungan. Kunci utamanya adalah kepekaan terhadap situasi dan empati terhadap perasaan orang lain.

Seni berbasa-basi juga memerlukan keseimbangan antara kehangatan dan kejujuran. Basa-basi yang berlebihan atau terkesan tidak tulus justru bisa membuat suasana menjadi canggung. Oleh karena itu, penting untuk tetap autentik dalam berbasa-basi. Misalnya, alih-alih memberikan pujian yang berlebihan, cukup sampaikan komentar positif yang tulus dan relevan, seperti “Saya suka cara Anda menjelaskan tadi, sangat jelas dan terstruktur.”

Di Indonesia, berbasa-basi sering kali menjadi bagian dari budaya ramah-tamah yang melekat. Dalam banyak tradisi lokal, berbasa-basi adalah bentuk penghormatan dan penghargaan kepada orang lain. Sapaan ringan, seperti “Sudah makan?” atau “Mau ke mana?” mungkin terdengar sederhana, tetapi memiliki makna yang mendalam sebagai ungkapan perhatian.

Pada akhirnya, seni berbasa-basi adalah tentang menciptakan hubungan yang harmonis melalui komunikasi yang santai dan penuh perhatian. Meskipun terlihat sederhana, berbasa-basi memerlukan kesadaran, empati, dan keterampilan untuk melakukannya dengan efektif. Dengan menguasai seni ini, kita tidak hanya mampu mencairkan suasana, tetapi juga membangun koneksi yang lebih erat dengan orang lain. Dunia yang penuh dengan hubungan harmonis sering kali dimulai dari obrolan kecil yang tulus.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Dalton Ngangi
Dalton Ngangi

Written by Dalton Ngangi

Things I've learned worth sharing

No responses yet

Write a response